Diskusi.7: Alasan Kenapa Manusia Membentuk Kelompok
5 Desember 2024 10:06 pm

Diskusi.7: Alasan Kenapa Manusia Membentuk Kelompok

Diskusi.7: Alasan Kenapa Manusia Membentuk Kelompok
Saudara mahasiswa, sesi ke 7 ini kita akan berdiskusi tentang
1. Alasan manusia membentuk kelompok
2. Bagaimana persaingan, konflik, norma dan status serta peran anggota dalam kelompok
Diskusikan berdasarkan modul dan referensi lainnya

Manusia adalah makhluk sosial yang secara alami cenderung membentuk kelompok. Kelompok tersebut tidak hanya berfungsi sebagai sarana interaksi sosial, tetapi juga sebagai wadah pemenuhan berbagai kebutuhan individu. Dalam konteks organisasi, pemahaman mengenai alasan pembentukan kelompok dan dinamika di dalamnya menjadi penting untuk meningkatkan efektivitas kerja dan kesejahteraan karyawan. Dalam diskusi kali ini, saya akan membahas alasan manusia membentuk kelompok serta bagaimana persaingan, konflik, norma, status, dan peran anggota berpengaruh dalam kelompok.

JAWABAN NO 1

Alasan Manusia Membentuk Kelompok

1. Pemenuhan Kebutuhan
Menurut teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, manusia memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, mulai dari kebutuhan fisiologis hingga aktualisasi diri. Bergabung dalam kelompok memungkinkan individu untuk memenuhi kebutuhan tersebut, terutama kebutuhan akan rasa aman, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri (Gibson et al., 1989). Kelompok informal sering menjadi tempat bagi anggota untuk mendapatkan dukungan dan perlindungan, khususnya dalam menghadapi tekanan dari manajemen. Dengan adanya kelompok, individu merasa tidak sendirian dan memiliki sandaran untuk memecahkan masalah bersama.

2. Kedekatan dan Daya Tarik
Interaksi antarpribadi yang intens dapat menimbulkan kedekatan dan daya tarik antarindividu, yang pada gilirannya memfasilitasi pembentukan kelompok (Shaw, 1981). Kedekatan fisik atau proximity memungkinkan karyawan untuk lebih mudah bertukar pikiran dan gagasan. Sementara itu, daya tarik muncul karena kesamaan persepsi, sikap, perilaku, atau minat, sehingga individu tertarik untuk berinteraksi lebih lanjut dan membentuk kelompok. Misalnya, seorang desainer grafis akan cenderung tertarik untuk bekerja sama dengan seorang penulis konten karena mereka memiliki visi serupa untuk mengerjakan proyek tertentu. Rasa kedekatan tumbuh ketika mereka sering bertemu secara fisik di meja yang sama, sementara daya tarik berasal dari kesamaan minat dalam dunia kreatif. Akhirnya, mereka membentuk kelompok yang tidak hanya mendukung pekerjaan individu tetapi juga menghasilkan proyek bersama yang lebih besar.

3. Tujuan Kelompok
Kelompok sering terbentuk karena adanya tujuan bersama yang ingin dicapai oleh anggotanya. Misalnya di sebuah perusahaan multinasional, ada sekelompok karyawan yang akan dipromosikan ke posisi manajemen internasional membentuk kelompok belajar bahasa Inggris. Mereka mengadakan pertemuan mingguan setelah jam kerja untuk belajar secara bersama-sama. Tujuan kelompok yang jelas dan relevan dengan kebutuhan anggotanya dapat menjadi daya tarik kuat untuk bergabung dan berpartisipasi aktif dalam kelompok tersebut. Tujuan utama mereka adalah meningkatkan kemampuan berkomunikasi agar dapat lebih efektif dalam pertemuan dengan klien asing. Dengan adanya kelompok ini, setiap anggota merasa lebih termotivasi karena mereka memiliki tujuan yang sama dan dapat saling mendukung dalam proses belajar.

4. Alasan Ekonomi
Pertimbangan ekonomi juga menjadi salah satu alasan pembentukan kelompok. Individu percaya bahwa dengan bergabung dalam kelompok, mereka dapat memperoleh keuntungan ekonomi yang lebih besar. Contohnya adalah karyawan hotel yang bergabung dalam kelompok untuk mengoordinasikan pembagian insentif kerja mingguan. Melalui kelompok ini, mereka merasa lebih diperhatikan dan memiliki kesempatan lebih besar untuk mendapatkan manfaat ekonomi.

JAWABAN NO 2

Persaingan dan Konflik dalam Kelompok

Persaingan dan konflik dapat muncul dalam kelompok akibat perbedaan peran, status, atau kepentingan individu. Persaingan yang tidak sehat sering kali dipicu oleh sistem penghargaan yang tidak adil atau kriteria penilaian yang tidak transparan (Robbins, 1996). Konflik juga dapat terjadi ketika anggota merasa hak-haknya diabaikan atau ketika ada monopoli sumber daya oleh individu tertentu. Misalnya ketika sebuah tim proyek pemasaran di suatu perusahaan bersaing untuk mendapatkan penghargaan "Karyawan Terbaik Bulan Ini." Persaingan ini menjadi tidak sehat ketika salah satu anggota secara diam-diam mengambil kredit atas ide yang diusulkan oleh anggota lainnya. Konflik akhirnya muncul ketika anggota lain merasa bahwa penghargaan diberikan secara tidak adil. Ketegangan ini berdampak negatif pada produktivitas tim.

Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan menerapkan sistem penilaian yang lebih transparan, termasuk metrik yang jelas untuk kontribusi individu. Selain itu, supervisor mengadakan sesi komunikasi terbuka untuk membahas perbedaan pandangan di antara anggota tim. Ini menunjukkan bahwa transparansi dalam sistem penghargaan dan komunikasi efektif dapat mencegah konflik dan memperkuat kerja sama.

Norma dan Status Kelompok

Norma adalah standar perilaku yang disepakati dan diikuti oleh anggota kelompok. Norma dan nilai-nilai yang berkembang dalam kelompok mempengaruhi perilaku individu dan menentukan status seseorang di dalam kelompok (Katz & Kahn, 1978). Status dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengalaman, pendidikan, usia, dan latar belakang budaya. Individu dengan status tinggi biasanya memiliki pengaruh lebih besar dan mungkin memegang posisi penting dalam kelompok. Ini terjadi misalnya pada sebuah kelompok diskusi akademik, norma yang berkembang adalah bahwa setiap anggota harus menghormati pendapat orang lain tanpa interupsi. Namun, seorang anggota senior dengan gelar pendidikan yang lebih tinggi sering kali mendominasi pembicaraan, sehingga anggota junior merasa kurang dihargai. Ketidakseimbangan status ini menghambat partisipasi aktif dari anggota lain.

Peran Anggota Kelompok

Dalam dinamika kelompok, setiap anggota memiliki peran yang berkontribusi terhadap pencapaian tujuan bersama. Benne dan Sheats (dalam Pace & Faules, 1998) mengidentifikasi tiga peran fungsional dalam kelompok:
  • Peran Tugas: Anggota yang berperan dalam memperlancar pemecahan masalah kelompok. Mereka aktif menawarkan ide, meminta informasi, dan mendorong anggota lain untuk berkontribusi.
  • Peran Pemeliharaan: Anggota yang berfokus pada menjaga keharmonisan dan keutuhan kelompok. Mereka memberikan dukungan, menengahi perbedaan, dan mendorong partisipasi semua anggota.
  • Peran Mengganggu: Anggota yang perilakunya menghambat kemajuan kelompok. Mereka mungkin menentang ide orang lain, memaksakan pendapat pribadi, atau mengganggu proses kelompok.

Recap Diskusi

Secara umum, menurut saya, terkait pembentukan kelompok ini kerap kali dipengaruhi oleh kebutuhan manusia untuk merasa diterima dan dihargai. Misalnya, di tempat kerja, orang bergabung dalam tim untuk menyelesaikan tugas bersama, tapi juga untuk membangun relasi dan mendapat dukungan. Selain itu, norma dan status dalam kelompok tidak hanya mencerminkan aturan, tetapi juga membentuk identitas anggota. Contohnya, seorang pemimpin yang adil akan menciptakan rasa hormat dan kepercayaan dalam kelompoknya, yang memperkuat kerja sama. Saya percaya bahwa ddinamika seperti inilah yang dapat menciptakan kelompok yang lebih produktif dan harmonis. Sekian diskusi dari saya, apabila ada tambahan atau perbaikan, dengan senang hati akan saya perbaiki dan luruskan. Terima kasih.
...
Ingin Tuton/TMK kamu jadi lebih mudah dan Cepet Kelar dengan bantuan AI? Dapatkan Template AI buat nugas, belajar, dan lainnya di BCB Academy (Klik di sini untuk selengkapnya!).

Yuk, bagikan tulisan ini untuk menginspirasi lebih banyak teman mahasiswa lainnya untuk belajar dan mengerjakan tugas tepat waktu!

Daftar Pustaka

  • Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., & Donnelly, J. H. (1989). Organisasi dan Manajemen: Perilaku, Struktur, Proses (Edisi ke-4). Jakarta: Erlangga.
  • Katz, D., & Kahn, R. L. (1978). The Social Psychology of Organizations (Edisi ke-2). Toronto: John Wiley & Sons.
  • Pace, R. W., & Faules, D. F. (1998). Komunikasi Organisasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  • Robbins, S. P. (1996). Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi (Jilid 1 dan 2). Jakarta: Prenhallindo.
  • Shaw, M. E. (1981). Group Dynamics: The Psychology of Small Group Behavior (Edisi ke-3). New York: McGraw-Hill.
  • Toha, M. (2014). Perilaku organisasi (Edisi 2). Universitas Terbuka.

Penilaian maksimum:89 (1):
"Tanggapan yang diberikan dari hasil analisisnya sudah cukup baik"

Kata Kunci: psikologi kelompok, dinamika sosial, konflik kelompok, manfaat kelompok, efektivitas kerja