Apa itu Personal Branding? Mahasiswa / Gen Z WAJIB tahu!
28 November 2024 6:37 pm

Apa itu Personal Branding? Mahasiswa / Gen Z WAJIB tahu!

Apa itu Personal Branding? Mahasiswa / Gen Z WAJIB tahu!
Di era Society 5.0, persaingan di dunia kerja semakin ketat, dan kemampuan untuk menonjolkan diri menjadi semakin penting. Personal branding bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan bagi generasi Z, termasuk para mahasiswa.

Personal branding adalah kunci untuk membuka berbagai peluang karier, membangun kepercayaan diri, dan menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Dalam artikel ini, kita akan membahas strategi atau tips mengembangkan personal branding berdasarkan pembahasan dalam webinar nasional bertajuk “Building Personal Branding in the College of Society 5.0 in Generation Z” (10 November 2024).
-
Webinar ini menghadirkan pengalaman inspiratif dari Kak Nur Syifa Nadiastuti, yang tentunya memberikan wawasan mendalam tentang cara membangun citra diri yang kuat dan berkesan, baik di dunia nyata maupun digital. Artikel ini dapat menjadi panduan bagi Gen Z untuk memulai perjalanan personal branding mereka. Mari kita mulai!

Apa Itu Personal Branding?

Personal branding adalah upaya kita untuk membangun citra diri yang unik dan berkesan, sehingga kita dapat mencapai tujuan-tujuan tertentu, seperti mendapatkan pekerjaan yang diinginkan atau membangun bisnis pribadi.

Mengapa Personal Branding Penting bagi Gen Z

  1. Persaingan kerja yang ketat.
  2. Membuka peluang karir.
  3. Membangun kepercayaan diri.
  4. Membangun reputasi.
  5. Membangun relasi.
  6. Menjadi versi terbaik diri.
Personal branding penting dibangun saat kuliah, karena dapat memudahkan kita dalam mencari pekerjaan. Perusahaan adalah yang utama. Maka akan dilihat visi perusahaan sama dengan visi diri sendiri. Oleh karena itu, sebaiknya kita membuat konten sendiri yang orisinal.

Start Awal Kak Syifa

Sebagai Gen Z yang dianggap memiliki pandangan buruk oleh perusahaan. Tetapi plusnya, kita lebih pilih work smart daripada work hard karena kita mendapatkan pengetahuan melalui teknologi.

Bagaimana menjadi Gen Z yang Baik?

  1. Bagaimana Membangun Citra Diri yang Berkesan
2. Pentingnya Personal Branding
Persaingan dunia kerja yang ketat, seperti misalnya pejuang MSIB sangat susah ikut seleksi. Kita akan kalah saing kalau kita biasa-biasa saja yang tidak memiliki personal branding.
3. Membangun Reputasi
Perusahaan akan mengecek bagaimana diri kita melalui akun media sosial kita.
4. Membangun Peluang Karir.
Kita bisa mencari atau menawarkan diri untuk menjadi asisten dosen. Personal branding tidak hanya di dunia maya, tetapi juga di dunia nyata. Contohnya, Kak Syifa menjadi Duta UNJ. Kak Syifa juga membuka jasa membuat modul yang berbentuk PPT, Satu modul seharga Rp250.000. Kalau 4 modul seharga Rp1000.000. Cara membuat modulnya dengan cara mencari materinya di Google, lalu pindahkan menjadi modul. Jadi, jika ada kesempatan, ambil dulu. Urusan risikonya, hadapi dengan belajar.
Pada saat Kak Syifa menjalani kuliah di semester 3, Ia menjadi guru Nurul Fikri, melalui jalur orang dalam. Jalur Orang dalam lebih sulit daripada daftar biasa. Karena harus bangun relasi atau personal branding.
Meskipun jalur orang dalam, pasti ada tes dulu. Dan saat Kak Syifa menjalani kuliah di semester 3, jajan, jalan-jalan itu sudah pakai uang sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan membuka peluang karir, membangun relasi. Untuk mengajar di Nurul Fikri, coba percaya diri kalau “Aku bisa ngajar.” Bagaimana cara ngajarnya, itu urusan belakangan.Caranya; 1 hari sebelum mengajar, Kak Syifa baca-baca, mempelajari dulu materinya. Bangun percaya diri, menjadi versi terbaik diri kita. Personal branding tidak ada yang lepas dari diri kita.

Cara Mempertahankan Personal Branding


Tunjukkan Siapa Kamu

Jujurlah dengan kemampuan dan tampilan kita. Tunjukkan siapa diri kamu baik dari segi karakter, kemampuan, tampilan, maupun kekuatan. Seseorang yang mmapu mengenal diri dengan dengan baik akan dapat menggambarkan keunikan dirinya sebagai pembeda dari orang lain.

Mengetahui Bagaimana Diri Kita

Coba ketahui bagaimana diri kita. Kak Syifa bukan ahli di bidang digital marketing. Tetapi Kak Syifa percaya diri dengan mempelajari buku-bukunya. Suka tentang apa yang ada di mata kuliah? Itulah minat bakatmu. Setiap orang mempunyai potensinya masing-masing. Bangun profil online, ubah stereotip Gen Z menjadi kekuatan.

Strategi Membangun Personal Branding

Tonjolkan Diri Unik dan Nilai yang Kamu Pegang


“I’m Not an Expert, But I Pretend To Be an Expert”
Tunjukkan itu dirimu, Jangan pakai topeng, Jadilah diri sendiri adalah hal penting. Itu menjadi pembeda dengan orang lain. Fisik dan nonfisik: itu keunikan. Sesimpel fisik, itu kekuatan kita.

Sehari-hari kita sudah menunjukkan personal branding. Kak Syifa mempelajari bagaimana konten yang bagus. Meskipun Kak Syifa bukan expert, tapi Kak Syifa mencoba expert. Bisa lolos karena mencoba seperti expert. Cari-cari di Google, bagaimana sosial media yang baik, mencoba tunjukkanlah bahwa kita adalah seorang ahli.

Bangun Profil Online yang Menarik dan Profesional

Maksimalkan profil Linkedin atau media sosial profesional untuk menunjukkan skill, pencapaian, dan pengalaman kamu. Jangan ragu untuk membagikan cerita soal tantangan yang pernah kamu atasi, supaya orang lain bisa melihat kekuatan kamu di dunia kerja. Kak Syifa membuat Linkedin saat masih maba.Sharing-sharing cerita di perkuliahan. Share saat menjadi asisten dosen. Kak Syifa hanya punya 1 username, yaitu @nursyifanadiastuti untuk personal branding. Pakailah nama asli. Jadilah diri sendiri.

Ubah Stereotip Gen Z Jadi Kekuatan

Kalau kamu dinilai negatif, buktikan kalau kamu tidak seperti itu dengan cerita tentang proyek atau pekerjaan yang berhasil kamu selesaikan sendiri.
Revo U, biasanya ada pelatihan grafis. Terdapat projek di akhir, akan dishare PPTnya. Instagram Nama adalah branding, dan merupakan algoritma Instagram. Itu sangat berpengaruh. Sebaiknya jangan tulis di bio, tapi tulis di namanya. Kalau kamu suka lomba, tulislah “Jawara Lomba” atau “Mahasiswa Ambis.”
TikTok juga menjadi sarana membangun Personal branding. Berikan kejelasan yang bagus. Ubah stereotip Gen Z menjadi kekuatan. Sebutkan bahwa kamu Gen Z yang strong. Misalnya, kamu kuliah, kerja, dan ngajar juga. Gen Z itu kutu loncat Tunjukkan bahwa kita adalah orang yang loyal.
Supaya tidak dinilai sebagai Gen Z yang malas, sharelah kegiatan di sosial media teman-teman. Tunjukan bahwa kita adalah orang yang pantang menyerah. Misalnya, postingan kita di sosial media bertuliskan “Weekend waktunya ngajar.” Tunjukkanlah bahwa kita bukan orang yang malas. Kita bisa share tips seleksi Duta. Pasti proses seleksi bermanfaat untuk orang lain. Personal branding adalah bagaimana kita mendapat pencapaian.Flexing adalah “Hey gue menang nih,” Cuma nunjukin pencapaian.
Personal branding adalah cerita di balik cerita. Bagaimana prosesnya. Ceritakan bagaimana prosesnya.

Gunakan CV dan portofolio sebagai representasi diri.

Buatlah CV dan portofolio yang bukan cuma menunjukkan skill, tetapi juga tentang pencapaian yang kamu banggakan.
Kak Syifa pernah mengajar sebagai guru, lalu Ia membuat detail mengenai Jobdesk yang telah ia kerjakan sebagai guru dalam CV. Lalu, Ia juga pernah ikut freelance yang membuat modul Digital Marketing, lalu Ia buatkan portofolionya. Semua detail job desc jangan sampai CV mu kosongan. Tulis semua proker yang kamu jalani.
Karena mempelajari hal itu, tunjukkan. Kamu pekerja keras, suka kerja, tunjukkan itu.

Tampilkan Sisi Eksploratif Kalau Dinilai “Kutu Loncat”

Ceritakan kalau kamu suka eksplorasi dan selalu ingin belajar hal baru. ini menunjukan kalau kamu adalah orang yang adaptif dan memiliki banyak pengalaman berharga.
Promise: Tepati Janji Kamu
Tepati janji kamu di organisasi. Tepati janji kamu sampai akhir.
Personal branding merupakan sebuah janji atau tanggung jawab dari apa yang kamu representasikan. Maka buktikan apa yang kamu representasikan dengan hasil dan proses dalam bekerja.
Relationship: Perluas Relasi Personal branding yang baik akan menciptakan relasi yang baik. Sebagai pekerja profesional yang telah membuktikan kinerja, kemampuan, dan personality, maka penting bagi kamu untuk memperluas relasi.
Semakin banyak relasi yang kamu miliki, baik dari rekan kerja, klien, maupun atasan, semakin banyak pula feedback yang kamu dapat. Feedback tersebut bisa dalam bentuk kritik, saran, maupun rekomendasi untuk kamu berbenah dan mengambangkan diri.
Misalnya jika kamu memiliki relasi yang baik dengan orang lain, kamu akan mendapatkan rekomendasi untuk bekerja di tempat baru. Rekomendasi orang lain juga menjadi salah satu bukti kuat bahwa kamu memang sosok yang profesional dalam bekerja.
Kak Syifa menjadi Duta UNJ, ikut organisasi Kelompok Peneliti Muda (KPM). Perbanyak relasi. Jalur orang dalam itu adalah jalur tersulit, tapi bermanfaat juga. Prosesnya lebih singkat.
Ketika personal branding sudah bagus, akan mudah seterusnya. Jadi, lebih baik bersusah-susah sekarang. Personal branding tidak harus besar. Bisa juga dari hal-hal kecil. Kita bisa membuat konten sedang belajar, karena di satu sisi, ada orang yang menonton konten kita.
Kita harus banget bikin personal branding, sekecil apa pun. Awal mula personal branding adalah proses membuat suatu hal.
Personal branding itu penting karena membantu meningkatkan kualitas diri kita.

Sesi Tanya Jawab

Dari dunia digital yang concern tantangan, gimana cara komunikasi biar relasi bisa jadi privilege kita?
Jawaban:
Konsisten. Cobalah kenali diri kita dulu. Kuliah dapat ilmu, sebarkan ilmu.
Harus coba beranikan diri. Suatu saat orang akan bertanya. Kalau salah, akui bahwa kita salah, atau buat klarifikasi, bisa dijawab di komen atau membuat kontennya. Lakukan yang terbaik saja, sharing ilmu.
Nggak usah jadi alasan kalau HP jelek. Kak Syifa Beli IPhone karena untuk konten. Tantangan device lupakan, yang penting ada di kontennya atau videonya.
Kalau bingung mau membuat konten apa, maka solusinya:
  1. Pakai Footage (misalnya lagi jalan-jalan, belajar, ngampus)
  2. Bisa dengan cerita, masukkan voice. Dimulailah membuat konten 2 minggu sekali.
  • Bagaimana cara berelasi dengan orang dalam, yaitu kita bertanya dari perusahaan yang membutuhkan kita. Jangan lupa cari di Linkedin HR Paragon, chat di Linkedin.

2. Apa saja faktor yang harus dipertimbangkan oleh Gen Z untuk membangun personal branding?
Jawaban:
Banyak banget. Yang paling utama adalah keberanian dan ambil segala risikonya.
3. Ada 2 pertanyaan, yaitu:
1. Bagaimana memanfaatkan personal branding supaya orang-orang mengetahui tentang pentingnya personal branding?

2. Bagaimana membangun motivasi yang kuat jika kita ingin memulai membuat konten?
Jawaban:
Sekarang banyak orang yang mulai ngonten. Personal branding adalah yang paling gampang. Persaingan kerja cukup ketat. Gen Z akan share tentang personal branding. Biasanya Gen Z akan membuat personal branding ketika semuanya sudah terlanjur.
Motivasi untuk terlanjur improve diriSelama kuliah harus kerja keras untuk mendapatkan kerja (ini dalam konteks setelah lulus kuliah langsung kerja). Biar gampang dapat kerja, motivasi diri sendiri untuk dapat uang dan pekerjaan. Jadi, harus ada kesadaran diri.
4. Bagaimana cara mengembangkan personal branding di media sosial? Bagaimana cara mengatasi rasa malas dalam membangun personal branding?
Jawaban:
Paksakan diri sendiri. Mulailah dari sesuatu yang mudah. Jangan ujug-ujug bikin konten yang expert, tapi buatlah konten yang sederhana dulu, seperti sharing tentang tutorial tentang suatu hal. Yang penting yang relate dengan diri kamu sendiri. Enjoy the Process saja.
Jangan lupa perbanyak hastag supaya viewsnya banyak.

Closing Statement

Quotes prinsip hidup:
“Ketika kamu ingin memulai suatu hal, tidak perlu menjadi hebat. Tapi beranilah untuk mencoba sehingga menjadi seorang expert. Kalau takut, maka nggak mulai-mulai. Kalau berani mencoba, akan banyak pintu-pintu kesempatan. Kepercayaan orang akan meningkat. Gen Z biasanya work smart. Maka, jadilah work smart."
Kak Syifa berkata, uang konten lebih baik dari uang magang.

Kata Kunci: personal branding, Gen Z, peluang karier, kepercayaan diri, Society 5.0
Penulis: Kania Salsabila
Editorial: Iwan Kurniawan