(Foto: REUTERS/AJENG DINAR ULFIANA/Debat capres ketiga pada 7 Januari 2024
Di tengah sorotan politik yang menghangat, debat Capres & Cawapres tidak hanya menyajikan pertarungan visi, tetapi juga menghadirkan istilah-istilah misterius yang menjadi perbincangan hangat di warung kopi hingga ruang rapat.
Apa sebenarnya yang tersembunyi di balik akronim CCS yang terdengar seperti kode rahasia? Mengapa SlepetNomics mampu merajai percakapan di tengah hiruk-pikuk perekonomian? Dan apa hubungan antara SGIE, Tax Ratio, Hilirisasi, Alutsista & omon-omon, serta Sistem Pertahanan 5.0 dengan masa depan kita?
Mari kita kupas makna di balik kata-kata pada debat Capres & Cawapres ini!
Carbon Capture and Storage (CCS)
Terdapat pertanyaan yang dilontarkan oleh cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming kepada cawapres nomor urut 3 Mahfud MD mengenai regulasi untuk carbon capture and storage (CCS).
Dikutip dari situs resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), carbon capture and storage adalah teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara mengurangi emisi CO2 (karbon dioksida) ke atmosfer.
Teknologi CCS melibatkan pemisahan dan penangkapan (capture) CO2 dari sumber emisi gas buang (fuel gas), pengangkutan CO2 tertangkap ke tempat penyimpanan (transportation), dan penyimpanan ke tempat yang aman (storage).
Proses pemisahan dan penangkapan CO2 menggunakan teknologi absorpsi yang sudah digunakan dalam industri.Pengangkutan CO2 dilakukan dengan menggunakan pipa atau tanker seperti pengangkut gas pada umumnya (LPG, LNG).
Sedangkan penyimpanan CO2 dilakukan ke dalam lapisan batuan di bawah permukaan bumi atau dapat juga diinjeksikan ke dalam laut pada kedalaman tertentu.
Slepet Nomics
Calon cawapres nomor urut 1 Cak Imin memperkenalkan Slepet Nomics dalam Debat Cawapres Pemilu 2024.
Slepet omics adalah sebuah gagasan ekonomi yang teruji oleh pakar dan berbasis pengalaman batin dan pengalaman rasa.
Menurut Cak Imin, sarung adalah simbol kesetaraan dan keadilan. Slepet Nomics mencakup konsep-konsep yang mewujudkan kemandirian pangan melalui "Revolusi Agromaritim."
- Pengentasan kemiskinan dengan program bansos plus, biaya hidup yang terjangkau, dan pemberdayaan ekonomi kelompok rentan.
- Penerapan pajak yang berkeadilan untuk mendanai pembangunan yang berorientasi pertumbuhan dan pemerataan.
- Peningkatan iklim berusaha dengan kepastian hukum, konsistensi kebijakan, serta pemberantasan korupsi dan pungutan liar.
- Reposisi BUMN agar dapat menjadi agen pembangunan dan memberi peluang bagi swasta.
- Penciptaan jutaan pekerjaan berkualitas, termasuk green job, melalui pengembangan sektor industri dan industri kreatif/digital.
- Pengelolaan sumber daya alam yang menciptakan nilai tambah ekonomi dengan melibatkan tenaga kerja lokal dan UMKM secara berkelanjutan.
- Fasilitasi UMKM dan koperasi melalui permodalan dan capacity building.
- Pengembangan infrastruktur berorientasi keadilan, dengan memprioritaskan jalan non-tol di daerah-daerah termasuk di desa-desa.
- Pengembangan kota-kota menjadi kota berdaya saing melalui pembentukan Badan Urusan Perkotaan.
- Peningkatan ekonomi desa melalui gerakan ekonomi desa melalui BUMDES.
Tax Ratio
Mengapa Tax Ratio menjadi perbincangan dalam debat capres & cawapres?
Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD sempat menyampaikan pertanyaan kepada cawapres nomor urut 2 mengenai tax ratio.
Tax ratio merupakan perbandingan atau persentase penerimaan pajak terhadap produk domestik bruto (PDB) suatu negara.
Semakin tinggi nilai tax ratio suatu negara, semakin tinggi ketergantungan terhadap pembiayaan melalui APBN dan semakin rendah ketergantungan terhadap pembiayaan melalui hutang.
Pemerintah Indonesia menargetkan tax ratio berada di level 10% pada 2023, namun data Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan menunjukkan penurunan rasio pajak tersebut.
State of the Global Islamic Economy (SGIE)
SGIE atau State of the Global Islamic Economy adalah laporan tahunan tentang kondisi Ekonomi Islam/Halal secara global yang diluncurkan oleh Dinar Standard di Dubai, Uni Emirat Arab.
Tujuan SGIE adalah untuk mengembangkan laporan yang memberdayakan para pemimpin bisnis, pengusaha, dan pejabat pemerintah dalam mengembangkan strategi yang berfokus pada ekonomi Islam global.
SGIE mengukur pengeluaran Muslim dalam sektor Ekonomi Islam seperti makanan, keuangan Islam, perjalanan, fesyen, farmasi, kosmetik, dan media.
Berdasarkan laporan SGIE 2022 dari Dinar Standard, Indonesia menempati posisi keempat di dunia dalam pengembangan ekosistem ekonomi syariah.
Alutsista
Dalam debat capres dan cawapres, istilah Alutsista sering disebutkan. Alutsista adalah akronim dari Alat Utama Sistem Senjata.
Istilah ini mencakup berbagai macam peralatan militer seperti pesawat tempur, tank, kapal perang, kendaraan lapis baja, senjata, radar, dan sistem komunikasi militer.
Tujuan pengadaan alutsista adalah meningkatkan kemampuan pertahanan suatu negara dan menjaga keamanan nasional.
Omon-omon
Dalam debat capres dan cawapres, calon presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto, sering menggunakan istilah "omon-omon" saat merespons pertanyaan atau tanggapan dari lawan debatnya.
Istilah ini merupakan plesetan dari istilah "omong-omong" yang berarti tidak hanya berbicara, tetapi juga melakukan tindakan nyata.
Prabowo menggunakan istilah ini untuk menegaskan pentingnya tindakan nyata dalam membangun dan memajukan negara.
Menurutnya, memimpin suatu negara bukanlah hanya tentang berbicara, tetapi juga tentang melakukan tindakan yang konkret.
Sistem Pertahanan 5.0
Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menyebutkan konsep Sistem Pertahanan 5.0 dalam debat capres dan cawapres.
Sistem Pertahanan 5.0 merujuk pada konsep society 5.0 yang menekankan peran manusia dalam pengembangan teknologi modern.
Society 5.0 mirip dengan konsep Revolusi Industri 4.0, namun perbedaannya terletak pada fokus utama terhadap manusia.
Society 5.0 menekankan penggunaan teknologi modern dengan memperhatikan kesejahteraan manusia.
Hilirisasi
Hilirisasi adalah upaya untuk mengoptimalkan teknologi digital di berbagai sektor, termasuk ekonomi, infrastruktur, pertanian, perikanan, pertambangan, dan lain-lain.
Hilirisasi bertujuan untuk mengembangkan potensi ekonomi digital dan menghadapi kondisi digitalisasi global.
Dalam artikel ini, kita mengupas istilah-istilah yang menjadi pusat perhatian saat ini. Memberikan kepada kita semua pandangan mendalam tentang pengetahuan yang baru. Semoga artikel ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat baru bagi kalian!
Referensi
Penulis: Kodriyah
Editorial: Iwan Kurniawan