1. Karakteristik Umum Persekutuan2. Jenis-Jenis Persekutuan dan Contoh Penerapannya1. Persekutuan dengan Pembagian Laba Rugi Sama Rata2. Persekutuan dengan Pembagian Laba Rugi Berdasarkan Rasio Tertentu3. Persekutuan Berdasarkan Modal Awal, Modal Akhir, atau Modal Rata-Rata4. Persekutuan dengan Gaji dan Bonus5. Persekutuan dengan Gaji dan Bunga Modal3. Daftar Pustaka
Dalam bisnis terdapat beberapa jenis organisasi dengan karakteristik persekutuan/kemitraan, jelaskanlah mengenai tiap jenis karakteristik persekutuan serta keuntungan dan kerugiannya!
JAWABAN DISKUSI:
Persekutuan atau kemitraan adalah salah satu bentuk organisasi bisnis yang melibatkan dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan usaha bersama. Dalam praktiknya, persekutuan memiliki berbagai jenis dengan karakteristik, keuntungan, dan kerugian yang berbeda. Saya akan menjelaskan secara komprehensif mengenai tiap jenis persekutuan, dilengkapi dengan contoh penerapan atau studi kasus untuk memperdalam pemahaman.
Karakteristik Umum Persekutuan
Sebelum membahas jenis-jenis persekutuan, penting untuk memahami karakteristik umum yang melekat pada persekutuan. Menurut materi acuan diskusi, ciri-ciri persekutuan adalah sebagai berikut:
- Usia Terbatas: Persekutuan dapat dibubarkan jika salah satu sekutu mengundurkan diri, meninggal dunia, atau berdasarkan kesepakatan bersama.
- Tanggung Jawab Anggota yang Tidak Terbatas: Setiap sekutu bertanggung jawab secara penuh terhadap utang dan kewajiban persekutuan.
- Pemilikan Harta Bersama: Aset yang dimiliki persekutuan adalah milik bersama para sekutu.
- Partisipasi dalam Pembagian Laba atau Rugi: Laba atau rugi dibagi sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati oleh para sekutu.
- Perjanjian Tertentu: Operasional persekutuan didasarkan pada perjanjian yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing sekutu.
(Sumber: Materi Acuan Diskusi, 2018)
Jenis-Jenis Persekutuan dan Contoh Penerapannya
Persekutuan dengan Pembagian Laba Rugi Sama Rata
Dalam persekutuan ini, laba atau rugi yang diperoleh dibagi sama rata di antara para sekutu, terlepas dari jumlah modal yang disetor atau tingkat partisipasi dalam manajemen.Keuntungan:
- Kesederhanaan dalam Pembagian: Memudahkan proses pembagian laba atau rugi tanpa perlu perhitungan rumit.
- Meningkatkan Solidaritas: Mendorong rasa kebersamaan dan tanggung jawab kolektif di antara para sekutu.
Kerugian:
- Potensi Ketidakadilan: Sekutu yang menyetor modal lebih besar atau berkontribusi lebih banyak dalam operasional mungkin merasa dirugikan.
- Mengabaikan Kontribusi Individual: Tidak mempertimbangkan perbedaan dalam investasi waktu, tenaga, atau modal.
Contoh Kasus:
Persekutuan "XYZ" dibentuk oleh tiga sekutu: Xander, Yulia, dan Zaki. Masing-masing menyetor modal yang berbeda: Xander Rp50.000.000,-, Yulia Rp100.000.000,-, dan Zaki Rp150.000.000,-. Mereka sepakat untuk membagi laba atau rugi sama rata.
Pada akhir tahun, persekutuan memperoleh laba sebesar Rp60.000.000,-. Masing-masing sekutu menerima bagian laba sebesar Rp20.000.000,-. Meskipun modal Zaki lebih besar, pembagian laba tetap sama dengan sekutu lainnya.
Persekutuan dengan Pembagian Laba Rugi Berdasarkan Rasio Tertentu
Pembagian laba atau rugi didasarkan pada rasio yang telah disepakati sebelumnya oleh para sekutu. Rasio ini bisa didasarkan pada modal yang disetor, kontribusi kerja, atau faktor lain.Keuntungan:
- Lebih Adil: Memungkinkan pembagian yang lebih proporsional sesuai kontribusi masing-masing sekutu.
- Fleksibilitas: Rasio dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan.
Kerugian:
- Kompleksitas Perhitungan: Memerlukan perhitungan yang lebih detail.
- Potensi Perselisihan: Jika rasio dianggap tidak adil oleh salah satu sekutu.
Contoh nya nih:
Persekutuan "ABC" terdiri dari Andi, Budi, dan Citra dengan modal masing-masing Rp100.000.000,-, Rp200.000.000,-, dan Rp300.000.000,-. Mereka sepakat membagi laba atau rugi dengan rasio 1:2:3 sesuai modal yang disetor.
Jika persekutuan mendapatkan laba sebesar Rp120.000.000,-, maka pembagian laba adalah:
- Andi: (1/6) x Rp120.000.000,- = Rp20.000.000,-
- Budi: (2/6) x Rp120.000.000,- = Rp40.000.000,-
- Citra: (3/6) x Rp120.000.000,- = Rp60.000.000,-
Persekutuan Berdasarkan Modal Awal, Modal Akhir, atau Modal Rata-Rata
Pembagian laba atau rugi didasarkan pada modal awal, modal akhir, atau modal rata-rata yang dimiliki oleh masing-masing sekutu selama periode tertentu.Keuntungan:
- Mengakomodasi Perubahan Modal: Mempertimbangkan penambahan atau penarikan modal selama periode berjalan.
- Lebih Akurat: Memberikan gambaran yang lebih tepat tentang kontribusi modal masing-masing sekutu.
Kerugian:
- Perhitungan Rumit: Memerlukan catatan akuntansi yang detail dan perhitungan yang kompleks.
- Memerlukan Kesepakatan Jelas: Harus ada pemahaman bersama mengenai metode yang digunakan.
Contoh Kasus:
Persekutuan "DEF" dibentuk oleh Dedi, Eka, dan Fani. Modal awal mereka adalah Rp80.000.000,-, Rp120.000.000,-, dan Rp100.000.000,-. Selama tahun berjalan, Dedi menambah modal Rp20.000.000,-, Eka menarik modal Rp30.000.000,-, dan Fani tidak melakukan perubahan modal.
Modal rata-rata mereka adalah:
- Dedi: (Rp80.000.000,- + Rp100.000.000,-)/2 = Rp90.000.000,-
- Eka: (Rp120.000.000,- + Rp90.000.000,-)/2 = Rp105.000.000,-
- Fani: Rp100.000.000,- (tetap)
Total modal rata-rata: Rp90.000.000,- + Rp105.000.000,- + Rp100.000.000,- = Rp295.000.000,-Jika laba persekutuan adalah Rp59.000.000,-, maka pembagian laba berdasarkan modal rata-rata adalah:
- Dedi: (Rp90.000.000,-/Rp295.000.000,-) x Rp59.000.000,- ≈ Rp18.000.000,-
- Eka: (Rp105.000.000,-/Rp295.000.000,-) x Rp59.000.000,- ≈ Rp21.000.000,-
- Fani: (Rp100.000.000,-/Rp295.000.000,-) x Rp59.000.000,- ≈ Rp20.000.000,-
Persekutuan dengan Gaji dan Bonus
Sebelum laba dibagi, persekutuan mengalokasikan gaji dan bonus kepada sekutu yang aktif bekerja dalam persekutuan. Sisa laba kemudian dibagi sesuai kesepakatan.
Keuntungan:
- Menghargai Kontribusi Kerja: Sekutu yang bekerja lebih keras mendapatkan kompensasi tambahan.
- Motivasi Kerja: Mendorong sekutu untuk berkontribusi lebih dalam operasional.
Kerugian:
- Mengurangi Laba Dibagi: Pembagian laba kepada sekutu lain menjadi lebih kecil.
- Potensi Ketidakpuasan: Sekutu pasif mungkin merasa dirugikan.
Contohnya:
Persekutuan "GHI" terdiri dari Gina dan Hari. Mereka sepakat bahwa Gina akan menerima gaji Rp30.000.000,- per tahun karena berperan aktif dalam manajemen, sedangkan Hari tidak menerima gaji. Laba persekutuan sebelum gaji adalah Rp90.000.000,-.Perhitungan:
- Kurangi laba dengan gaji Gina: Laba setelah gaji = Rp90.000.000,- - Rp30.000.000,- = Rp60.000.000,-
- Sisa laba dibagi sama rata:
- Gina: Rp30.000.000,-
- Hari: Rp30.000.000,-
Total bagian Gina: Rp30.000.000,- (gaji) + Rp30.000.000,- (laba) = Rp60.000.000,- Bagian Hari: Rp30.000.000,-
Persekutuan dengan Gaji dan Bunga Modal
Selain gaji, persekutuan juga memberikan bunga atas modal yang disetor oleh para sekutu. Sisa laba setelah gaji dan bunga modal kemudian dibagi sesuai kesepakatan.
Keuntungan:
- Menghargai Modal dan Kerja: Sekutu dihargai baik atas kontribusi modal maupun kerja.
- Pembagian Lebih Adil: Mempertimbangkan berbagai faktor dalam pembagian laba.
Kerugian:
- Perhitungan Lebih Kompleks: Membutuhkan perhitungan detail dan catatan akuntansi yang rapi.
- Mengurangi Sisa Laba: Laba yang dibagi setelah gaji dan bunga modal mungkin kecil.
Contoh:
Persekutuan "JKL" terdiri dari Joko dan Lina. Modal Joko Rp200.000.000,-, Lina Rp100.000.000,-. Mereka sepakat:
- Gaji Joko Rp40.000.000,- per tahun.
- Bunga modal 10% per tahun.
- Sisa laba dibagi 60% untuk Joko dan 40% untuk Lina.
Laba persekutuan sebelum gaji dan bunga modal adalah Rp150.000.000,-.Perhitungan:
Gaji:
Joko: Rp40.000.000,-
Lina: Rp0,-
Bunga Modal:
Joko: 10% x Rp200.000.000,- = Rp20.000.000,-
Lina: 10% x Rp100.000.000,- = Rp10.000.000,-
Laba setelah gaji dan bunga modal: Laba sisa = Rp150.000.000,- - Rp40.000.000,- (gaji) - Rp30.000.000,- (bunga modal) = Rp80.000.000,-
Pembagian Sisa Laba:
- Joko: 60% x Rp80.000.000,- = Rp48.000.000,-
- Lina: 40% x Rp80.000.000,- = Rp32.000.000,-
Total Bagian Joko: Rp40.000.000,- (gaji) + Rp20.000.000,- (bunga modal) + Rp48.000.000,- (sisa laba) = Rp108.000.000,-
Total Bagian Lina: Rp0,- (gaji) + Rp10.000.000,- (bunga modal) + Rp32.000.000,- (sisa laba) = Rp42.000.000,-
Menurut saya persekutuan sebagai bentuk organisasi bisnis menawarkan berbagai keuntungan, seperti peningkatan modal dan keterampilan gabungan. Namun, ada juga kerugian yang perlu dipertimbangkan, terutama terkait tanggung jawab yang tidak terbatas dan potensi konflik internal. Pemahaman mendalam tentang karakteristik setiap jenis persekutuan serta perjanjian yang jelas antara para sekutu sangat penting untuk kesuksesan bisnis. Sekian diskusi dari saya, apabila ada tambahan atau perbaikan, dengan senang hati akan saya perbaiki dan luruskan. Terima kasih.
Ingin Tuton/TMK kamu jadi lebih mudah dan Cepet Kelar dengan bantuan AI? Dapatkan Template AI buat nugas, belajar, dan lainnya di BCB Academy (Klik di sini untuk selengkapnya!).
Yuk, bagikan tulisan ini untuk menginspirasi lebih banyak teman mahasiswa lainnya untuk belajar dan mengerjakan tugas tepat waktu!
Daftar Pustaka
Akuntansi untuk Persekutuan. (2018) - Modul Inisiasi 6
Sugiarto. (2014). EKMA4115 – Pengantar Akuntansi (Edisi 2). Universitas Terbuka.
Kata Kunci: persekutuan bisnis, karakteristik persekutuan, jenis kemitraan, keuntungan persekutuan, kerugian persekutuan