Diskusi.7: Kenapa Presiden di Indonesia Jarang Perempuan?
5 Desember 2024 11:01 pm

Diskusi.7: Kenapa Presiden di Indonesia Jarang Perempuan?

Diskusi.7: Kenapa Presiden di Indonesia Jarang Perempuan?
Saudara mahasiswa, pada diskusi inisiasi ke 7 ini kita kan mendiskusikan
1. Mengapa sosok perempuan tidak muncul dalam kancah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia di tahun 2024? apa lebih dan kurangnya kepemimpinan perempuan?
(Silahkan baca modul ke 7 KB 1 tentang kepemimpinan perempuan)

2. Dari beberapa negara Islam, kepemimpinan Raja/Presiden atau perdana menteri manakah yang
a. Visioner : lengkapi dengan analisis visi/misi pemimpinnya?
b. Manakah pemimpin yang lahir karena pemilu atau dinasti?
c. Analisis negara yang pelayanan dan pemerintahannya telah menggunakan AI
d. Negara mana yang sekiranya anda pilih jika ingin menjadi pemimpin nanti?
(Pahami materi tentang kepemimpinan dalam ragam Budaya dan Negara di KB 2 Modul 7 Kepemimpinan)
Cantumkan referensi saat anda menjawab.

Jawaban No 1

Menurut saya karena budaya patriarki yang masih kuat di Indonesia menjadi salah satu penyebab utama minimnya perempuan dalam posisi kepemimpinan politik. Masyarakat cenderung memandang peran kepemimpinan sebagai domain laki-laki, sehingga perempuan menghadapi tantangan dalam mendapatkan legitimasi dan dukungan sebagai calon pemimpin nasional (Bass, 1990). Persepsi ini diperkuat oleh pandangan bahwa kepemimpinan adalah kodrat laki-laki, sehingga perempuan dianggap kurang layak untuk posisi tersebut (Axelrod, 2003).

Selain itu, stereotip negatif tentang perempuan sebagai pemimpin masih menghambat keterlibatan mereka dalam politik. Persepsi bahwa perempuan kurang tegas, emosional, dan kurang berorientasi pada karier mengurangi kepercayaan publik terhadap kemampuan mereka memimpin negara (Bass, 1990). Stereotip ini membuat perempuan sulit mendapatkan dukungan luas dalam pemilihan umum.

Apalagi apabila kita melihat faktor partai politik yang memiliki peran krusial dalam mengusung calon presiden dan wakil presiden. Kurangnya dukungan partai terhadap kader perempuan mengakibatkan minimnya perempuan yang tampil sebagai calon dalam pemilihan presiden. Meskipun ada tokoh perempuan potensial, dinamika internal partai dan strategi politik seringkali tidak menguntungkan mereka (Agung, 2009). Kerap kali perempuan yang ingin terjun ke dunia politik menghadapi hambatan struktural, termasuk keterbatasan akses ke jaringan politik, sumber daya, dan pembiayaan kampanye. Selain itu, beban ganda peran domestik dan publik membuat perempuan kesulitan untuk fokus pada karier politik mereka. Hambatan ini mengurangi peluang perempuan untuk mencapai posisi kepemimpinan tertinggi (Bass, 1990).

Kelebihan Kepemimpinan Perempuan

A. Gaya Kepemimpinan yang Demokratis dan Partisipatif
Perempuan cenderung menerapkan gaya kepemimpinan yang demokratis dan partisipatif. Menurut Robbins dan Coulter (2002), kepemimpinan perempuan lebih mendorong partisipasi dan keterlibatan anggota tim, dibandingkan dengan laki-laki yang lebih direktif. Gaya ini efektif dalam menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif dan harmonis.

B. Kemampuan Komunikasi yang Efektif
Perempuan memiliki kemampuan komunikasi verbal dan nonverbal yang efektif. Penelitian Hyman (1980) menunjukkan bahwa perempuan adalah komunikator yang baik, dengan gaya komunikasi yang personal dan mampu memfasilitasi interaksi yang positif. Kemampuan ini penting dalam memimpin dan memotivasi tim kerja.

C. Sensitivitas terhadap Hubungan Interpersonal
Kepemimpinan perempuan ditandai dengan kepekaan terhadap hubungan interpersonal dan kebutuhan anggota tim. Larwood dan Wood (1977) menemukan bahwa perempuan lebih memperhatikan perasaan dan hubungan antarindividu, yang dapat meningkatkan kepuasan dan kinerja tim.

D. Peran Perempuan dalam Organisasi Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat
Perempuan telah menunjukkan peran penting dalam organisasi sosial dan pemberdayaan masyarakat. Mereka sering menjadi penggerak dalam inisiatif sosial, seperti program pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat. Contohnya, peran Ibu Tien Soeharto dalam pembangunan Taman Mini Indonesia Indah dan pembentukan PKK menunjukkan kontribusi signifikan perempuan dalam pembangunan nasional (Axelrod, 2003).

Kekurangan Kepemimpinan Perempuan

A. Stereotip Emosionalitas dan Kurangnya Ketegasan
Stereotip bahwa perempuan lebih emosional dan kurang tegas masih menjadi hambatan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perempuan dianggap kurang mandiri dan kurang memiliki orientasi kepemimpinan yang kuat (Bass, 1990). Persepsi ini dapat mempengaruhi kepercayaan publik dan partai politik terhadap kemampuan perempuan memimpin.

B. Tantangan dalam Menghadapi Konflik dan Rintangan
Perempuan mungkin menghadapi tantangan dalam menangani konflik dan rintangan secara efektif. Bass (1990) mencatat bahwa reaksi perempuan terhadap konflik berbeda dengan laki-laki, yang dapat mempengaruhi potensi mereka sebagai pemimpin dalam situasi sulit.

C. Keterbatasan Akses ke Jaringan Politik dan Sumber Daya
Keterbatasan akses perempuan ke jaringan politik dan sumber daya mengurangi kemampuan mereka untuk membangun basis dukungan yang kuat. Kurangnya representasi perempuan di posisi strategis politik membuat mereka sulit mendapatkan pengaruh dan dukungan yang diperlukan untuk maju dalam pemilihan presiden (Agung, 2009).

Jadi, dapat disimpulkan, absennya sosok perempuan dalam pemilihan presiden dan wakil presiden Indonesia tahun 2024 disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, termasuk budaya patriarki, stereotip negatif, minimnya dukungan partai politik, dan hambatan struktural. Meskipun demikian, kepemimpinan perempuan memiliki kelebihan yang signifikan, seperti gaya kepemimpinan yang demokratis, kemampuan komunikasi yang efektif, dan sensitivitas terhadap hubungan interpersonal. Menurut saya untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam kepemimpinan politik, diperlukan upaya kolektif untuk mengubah persepsi masyarakat, meningkatkan dukungan partai politik, dan mengatasi hambatan struktural yang ada.

Jawaban No 2

a. Kepemimpinan Visioner: Analisis Visi/Misi Pemimpin

Salah satu contoh kepemimpinan visioner di negara Islam adalah Uni Emirat Arab (UEA) di bawah kepemimpinan Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum. UEA memiliki visi untuk menjadikan Dubai sebagai pusat bisnis dan teknologi global. Visi ini diwujudkan melalui berbagai misi, seperti mengembangkan infrastruktur kelas dunia dan penerapan teknologi canggih dalam pemerintahan (AI). Salah satu contohnya adalah peluncuran "We The UAE 2031," sebuah rencana aksi nasional yang bertujuan menyelesaikan jalur pembangunan UEA dalam dekade berikutnya. Selain itu, UEA telah membentuk Dewan Kecerdasan Buatan dan Teknologi Canggih (AIATC) untuk mendorong pengembangan AI dan teknologi canggih di negara tersebut. VOI Dubai juga telah meluncurkan Strategi Ekonomi Kreatif Dubai, yang bertujuan menggandakan kontribusi industri kreatif terhadap PDB Dubai menjadi 5% pada tahun 2025. Inisiatif-inisiatif ini menunjukkan komitmen Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum dalam mentransformasi Dubai menjadi pusat bisnis dan teknologi global melalui pengembangan infrastruktur dan adopsi teknologi canggih dalam pemerintahan.

b. Pemimpin yang Terpilih Melalui Pemilu

Banyak negara Islam memilih pemimpinnya melalui proses pemilu. Contohnya, Indonesia memilih presiden melalui pemilihan umum yang demokratis. Demikian pula, Malaysia memilih perdana menteri berdasarkan hasil pemilu legislatif. Proses ini memungkinkan partisipasi rakyat dalam menentukan pemimpin mereka.

c. Pemimpin yang Berasal dari Dinasti

Beberapa negara Islam memiliki sistem monarki di mana kepemimpinan diwariskan secara turun-temurun. Contohnya, Arab Saudi dipimpin oleh Raja yang berasal dari Dinasti Saud. Demikian pula, Yordania dipimpin oleh Raja dari Dinasti Hashemite. Sistem ini memastikan kesinambungan kepemimpinan dalam keluarga kerajaan.

d. Negara yang Menggunakan AI dalam Pelayanan dan Pemerintahan

Uni Emirat Arab (UEA) merupakan contoh negara Islam yang telah mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) dalam pemerintahan dan pelayanan publik. UEA memiliki strategi nasional untuk AI dan telah menerapkan teknologi ini dalam berbagai sektor, termasuk transportasi, kesehatan, dan layanan pemerintah, untuk meningkatkan efisiensi dan responsivitas layanan publik.

e. Negara yang Dipilih untuk Menjadi Pemimpin di Masa Depan dan Alasannya

Jika saya memiliki aspirasi untuk menjadi pemimpin di masa depan, saya memilih untuk menjadi pemimpin di negeri sendiri yaitu Indonesia. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia dan menganut sistem demokrasi, Indonesia memiliki peluang yang potensial untuk bisa menerapkan kepemimpinan visioner yang dapat membawa perubahan positif meskipun perubahan ini bersifat radikal dan revolusioner. Apabila saya ada di posisi itu, setidaknya minimalnya apabila mentoknya saya menjadi kepala daerah, saya akan melakukan terobosan, khususnya dalam bidang pendidikan/sumber daya manusia, ekonomi, dan teknologi sehingga bisa memberikan ruang bagi inovasi dalam pengembangan bangsa dan negara.

Demikian analisis mengenai kepemimpinan di beberapa negara Islam berdasarkan pertanyaan diskusi kali ini. Sekian diskusi dari saya, apabila ada tambahan atau perbaikan, dengan senang hati akan saya perbaiki dan luruskan. Terima kasih.
...
Ingin Tuton/TMK kamu jadi lebih mudah dan Cepet Kelar dengan bantuan AI? Dapatkan Template AI buat nugas, belajar, dan lainnya di BCB Academy (Klik di sini untuk selengkapnya!).

Yuk, bagikan tulisan ini untuk menginspirasi lebih banyak teman mahasiswa lainnya untuk belajar dan mengerjakan tugas tepat waktu!

Daftar Pustaka

  • Agung, A. M. L. (2009). Spiritual Leadership: Kiat Sukses Membangun Bisnis Unggul. Jakarta: Gagas Bisnis.
  • Axelrod, A. (2003). Patton On Leadership: Siasat Ampuh untuk Perang Bisnis (Terj.). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • Bass, B. M. (1990). Bass & Stogdill's Handbook of Leadership: Theory, Research, and Managerial Applications (3rd ed.). New York: The Free Press.
  • Kantor Berita Emirat. (2022, 23 November). Mohammed bin Rashid: "We The UAE 2031" mewakili visi nasional dan tahap baru UEA untuk menyelesaikan proses pembangunan dekade berikutnya dan semua lembaga negara akan berpartisipasi dalam mencapainya. https://www.wam.ae/id/details/1395303104967
  • Pearce, J. A., & Robinson, R. B. (1997). Manajemen Strategik: Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian (Jilid Satu, Terj.). Jakarta: Binarupa Aksara.
  • Robbins, S. P., & Coulter, M. (2002). Manajemen (7th ed.). New Jersey: Prentice Hall International.
  • Tim Redaksi. (2024, 24 Januari). Presiden Uni Emirat Arab tetapkan Dewan Teknologi AI dan Teknologi Canggih untuk mendorong pengembangan kecerdasan buatan. VOI.id. https://voi.id/teknologi/350717/presiden-uni-emirat-arab-tetapkan-dewan-teknologi-ai-dan-teknologi-canggih-untuk-mendorong-pengembangan-kecerdasan-buatan

Kata Kunci: kepemimpinan perempuan, gaya demokratis, perempuan inspiratif, pemimpin Indonesia, kepemimpinan visioner