Teman-teman, salah satu komponen aktiva dalam laporan keuangan adalah aktiva tidak berwujud, jelaskanlah metode yang bisa digunakan dalam menilai aktiva tidak berwujud serta berikan contohnya.
JAWABAN DISKUSI:
Aktiva tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang tidak memiliki bentuk fisik tetapi tetap memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan. Contohnya, hak paten, merek dagang, hak cipta, dan goodwill. Kenapa penilaian aktiva ini penting? Alasannya karena untuk memastikan nilai sebenarnya yang tercermin dalam laporan keuangan.
Metode untuk menilai aktiva tidak berwujud:
1. Pendekatan Biaya (Cost Approach)
Metode ini menilai aktiva tidak berwujud berdasarkan biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya. Ini mencakup biaya seperti pengembangan, pendaftaran, dan pengujian. Namun, pendekatan ini tidak selalu mencerminkan nilai pasar saat ini karena tidak mempertimbangkan faktor seperti keusangan atau perubahan kondisi pasar. Contohnya perusahaan yang sedang mengembangkan perangkat lunak internal dengan biaya Rp760 juta akan menilai perangkat lunak tersebut sebesar Rp760 juta.
2. Pendekatan Pasar (Market Approach)
Metode ini membandingkan aset dengan transaksi serupa di pasar, mengasumsikan harga pasar mencerminkan nilai sesungguhnya. Tantangannya adalah kesulitan menemukan perbandingan yang setara, terutama jika asetnya unik.
Contoh: Jika sebuah merek dagang serupa dijual di pasar dengan harga Rp3,2 miliar, maka kita bisa menilai merek dagang perusahaan dengan jumlah yang sama.
3. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
Pendekatan ini menilai aktiva berdasarkan arus kas atau pendapatan masa depan yang dihasilkan aset tersebut. Metode ini cocok untuk aset yang punya potensi menghasilkan keuntungan, seperti paten atau hak cipta. Misalnya jika sebuah paten diperkirakan menghasilkan arus kas Rp570 juta per tahun selama 5 tahun, kita bisa menghitung nilai paten tersebut dengan mendiskontokan arus kas itu ke nilai sekarang.
4. Metode Keringanan Royalti (Relief from Royalty Method)
Metode ini memperkirakan royalti yang harus dibayar jika perusahaan menggunakan aset serupa yang dimiliki pihak lain. Estimasi ini bisa digunakan sebagai proksi nilai aset tersebut. Contoh: Jika perusahaan seharusnya membayar royalti 3% dari penjualan senilai Rp8 miliar untuk menggunakan merek dagang tertentu, total royalti yang dihindari dapat digunakan untuk menilai merek dagang tersebut.
Lalu metode mana yang tepat dan harus kita pilih? Menurut saya, jawabannya tergantung pada jenis aset, ketersediaan data, dan tujuan penilaiannya. Sebagai kesimpulan, kita harus ingat bahwa penting bagi suatu perusahaan untuk memilih metode yang paling sesuai agar nilai wajar aktiva tidak berwujud ini dapat tercermin dengan benar dalam laporan keuangan. Sekian diskusi dari saya, apabila ada tambahan atau perbaikan, dengan senang hati akan saya perbaiki dan luruskan. Terima kasih.
Ingin Tuton/TMK kamu jadi lebih mudah dan Cepet Kelar dengan bantuan AI? Dapatkan Template AI buat nugas, belajar, dan lainnya di BCB Academy (Klik di sini untuk selengkapnya!).
Yuk, bagikan tulisan ini untuk menginspirasi lebih banyak teman mahasiswa lainnya untuk belajar dan mengerjakan tugas tepat waktu!
Referensi:
- Drs. Sugiarto, M.M. (2022). Pengantar Akuntansi. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
- LinovHR. (2021). Intangible Asset (Aset Tidak Berwujud): Arti, Karakteristik, dan Contohnya. Diakses dari https://www.linovhr.com/aset-tidak-berwujud/.
Kata Kunci: aktiva tidak berwujud, penilaian aset, manfaat ekonomi, metode penilaian, pendapatan masa depan