Forum diskusi 4 ini akan membahas dua permasalahan yang terkait dengan peran seorang pemimpin.
- Salah satu peran seorang pemimpin adalah bagaimana ia mempunyai peran strategis dalam membawa sebuah organisasi mencapai suatu tujuan tertentu melalui rumusan sebuah visi yang jelas dan kongkret. Oleh karena itu, pertanyaan dalam diskusi ini adalah, bagaimana cara seorang pemimpin merumuskan visinya?
(Para pemimpin merumuskan visi dengan berbagai cara, contohnya para Nabi dan Rosul, memperoleh visinya dari Wahyu Tuhan. Mereka menjabarkan dan menjelaskan Wahyu Tuhan kemudian mempengaruhi ummat untuk merealisasikan Wahyu tersebut untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat.
- Dalam suatu organisasi, pelimpahan kewenangan atau pendelegasian merupakan faktor yang cukup penting. Coba jelaskan apa yang dimaksud dengan pendelegasian?
(Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang, tugas, dan posisi kepada orang-orang tertentu yang telah ditentukan dan dipilih oleh pemimpin bawahannya merasa puas akan pekerjaan yang diperolehnya dan akan mengurangi tingkat mutasi atau keluar masuknya pegawai)Petunjuk umum dalam melakukan diskusi : Silahkan anda kemukakan pendapat anda dengan berdasar pada studi kasus, teori, bersumber dari BMP, dan juga dasar hukum yang berlaku saat ini. Jangan lupa cantumkan sumber referensi
JAWABAN DISKUSI 1
Untuk merumuskan visi yang efektif, saya percaya bahwa pemimpin harus mengikuti beberapa langkah kritis yang menggabungkan teori dan praktik yang sudah terbukti. Berdasarkan pemahaman saya tentang pengertian visi yang dikemukakan oleh Wibisono (2006) sebagai rangkaian kalimat yang menggambarkan cita-cita sebuah organisasi di masa depan, saya mengidentifikasi bahwa visi bukan hanya fondasi teoretis, tetapi juga harus berfungsi sebagai "jantung" yang memberikan arah dan motivasi bagi organisasi, sesuai dengan pendapat Nanus (1992).
Langkah pertama yang saya anjurkan adalah melakukan analisis SWOT. Axelrod (2003) menjelaskan bahwa analisis SWOT membantu pemimpin memahami posisi internal dan lingkungan eksternal yang mempengaruhi organisasi. Dalam pengalaman saya, ini bukan hanya tentang menilai faktor internal dan eksternal, tetapi juga memformulasikan respons yang strategis terhadap tantangan dan peluang yang dihadapi.
Selain itu, saya menekankan pentingnya melibatkan anggota organisasi dalam proses perumusan visi. Berdasarkan saran Nawawi (2000), dialog terbuka antara pemimpin dan anggota organisasi adalah esensial untuk memastikan bahwa visi mencerminkan aspirasi bersama dan bukan hanya ide dari pemimpin saja. Ini menciptakan rasa kepemilikan dan komitmen yang lebih besar terhadap visi yang dirumuskan.
Saya juga yakin bahwa menetapkan tujuan yang bermakna adalah kunci. Visi harus menjawab pertanyaan mendasar tentang eksistensi dan tujuan jangka panjang organisasi. Pertanyaan seperti "Mengapa organisasi ini ada?" dan "Apa yang ingin dicapai?" harus dijawab dengan jelas dan dapat memberikan motivasi bagi semua pihak yang terlibat.
Terakhir, visi harus terukur dan realistis. Sebagai seorang peneliti dan praktisi, saya setuju dengan Wibisono (2006) bahwa visi yang baik adalah yang dapat diukur kemajuannya dan realistis untuk dicapai. Hal ini memungkinkan organisasi untuk secara objektif menilai kemajuan mereka dan melakukan penyesuaian bila diperlukan.
Sebagai contoh aplikasi dari prinsip-prinsip ini, saya dapat melihat bagaimana PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) telah sukses merumuskan visinya. Melalui keterlibatan aktif dari berbagai pemangku kepentingan dan penerapan metodologi yang telah saya jelaskan, Telkom melakukan analisis SWOT yang mendalam dan memperoleh masukan yang berharga dari diskusi terfokus, survei pelanggan, dan benchmarking internasional. Hasilnya adalah visi yang kuat dan inklusif: "Menjadi The King of Digital in The Region," yang tidak hanya menunjukkan tujuan yang ambisius tetapi juga realistis dan berdasarkan pemahaman yang baik tentang kapasitas internal dan kondisi pasar.
Proses perumusan visi ini melibatkan:
- Diskusi Terfokus: Mengadakan diskusi dengan manajemen dan karyawan untuk mendapatkan masukan dan aspirasi.
- Keterlibatan Pelanggan: Melakukan survei terhadap pelanggan untuk memahami kebutuhan dan harapan mereka di masa depan.
- Benchmarking: Membandingkan dengan perusahaan sejenis di tingkat global untuk menetapkan standar yang ingin dicapai.
Dengan visi yang jelas dan partisipatif, Telkom berhasil melakukan transformasi digital dan meningkatkan daya saing di tingkat regional (Telkom, 2020).
JAWABAN DISKUSI 2
Dari perspektif pengalaman pribadi saya dan sesuai dengan definisi Axelrod (2003), pendelegasian adalah suatu proses dimana seorang pemimpin memberikan wewenang serta tanggung jawab kepada anggota tim yang telah terpilih. Proses ini krusial, terutama dalam organisasi besar dengan struktur yang kompleks, karena membantu distribusi tugas dan tanggung jawab secara efisien.
Manfaat Pendelegasian
Menurut pengalaman saya dalam memimpin tim, saya menemukan beberapa manfaat konkret dari pendelegasian, yang mencakup:
Pendelegasian memungkinkan saya sebagai pemimpin untuk fokus pada strategi dan inovasi sementara tim saya menangani operasional. Ini bukan hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memastikan bahwa semua aspek operasional ditangani oleh orang yang paling mumpuni.
- Pendelegasian merupakan peluang emas untuk pengembangan profesional anggota tim. Dari pengalaman saya, anggota yang mendapatkan tugas dan tanggung jawab baru cenderung lebih termotivasi dan proaktif dalam meningkatkan keterampilan mereka.
- Memberikan kepercayaan kepada anggota tim dengan pendelegasian menunjukkan penghargaan atas kompetensi mereka. Ini sering kali meningkatkan loyalitas dan kepuasan kerja, sekaligus mengurangi turnover karyawan.
- Dengan distribusi wewenang, keputusan operasional dapat diambil lebih cepat oleh mereka yang berada di lapangan. Ini menunjukkan efisiensi dan responsivitas yang lebih tinggi dalam menghadapi tantangan sehari-hari.
- Organisasi yang mampu mendistribusikan wewenang dengan baik cenderung lebih agile dan dapat beradaptasi lebih cepat terhadap dinamika pasar atau perubahan lingkungan eksternal.
Dasar Hukum Pendellegasian
Di Indonesia, pendelegasian memiliki dasar hukum yang jelas yang memberikan kerangka kerja untuk praktik ini. Menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan:
- Pasal 8 ayat (1): Menyatakan bahwa pendelegasian wewenang oleh pejabat pemerintahan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang menurut saya adalah langkah penting untuk memastikan integritas dan akuntabilitas dalam pendelegasian.
- Pasal 9 ayat (2): Memerintahkan bahwa pendelegasian harus dilakukan secara tertulis dan disertai dengan pelimpahan tanggung jawab. Dari sudut pandang manajerial, ini penting untuk kejelasan dan pembuktian bila ada pertanyaan atau audit tentang keputusan yang diambil.
Menurut saya, dasar hukum ini tidak hanya memperkuat legitimasi pendelegasian sebagai praktik manajerial tetapi juga sebagai kebutuhan legal. Hal ini sangat penting dalam organisasi pemerintahan di mana tindakan setiap pejabat dapat memiliki dampak yang luas. Sekian diskusi dari saya, apabila ada tambahan atau perbaikan, dengan senang hati akan saya perbaiki dan luruskan. Terima kasih.
Ingin Tuton/TMK kamu jadi lebih mudah dan Cepet Kelar dengan bantuan AI? Dapatkan Template AI buat nugas, belajar, dan lainnya di BCB Academy (Klik di sini untuk selengkapnya!).
Yuk, bagikan tulisan ini untuk menginspirasi lebih banyak teman mahasiswa lainnya untuk belajar dan mengerjakan tugas tepat waktu!
Daftar Pustaka
- Axelrod, R. H. (2003). Terms of Engagement: Changing the Way We Change Organizations. Berrett-Koehler Publishers.
- Nanus, B. (1992). Visionary Leadership: Creating a Compelling Sense of Direction for Your Organization. Jossey-Bass Publishers.
- Nawawi, H. (2000). Manajemen Strategik. Gadjah Mada University Press.
- PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (2020). Laporan Tahunan 2020. Jakarta: Telkom.
- Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292.
- Wibisono, D. (2006). Manajemen Kinerja: Konsep, Desain, dan Teknik Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Erlangga.
Kata Kunci: visi kepemimpinan, perumusan visi, pendelegasian wewenang, peran pemimpin, strategi organisasi