Pancasila memiliki kedudukan penting sebagai identitas nasional Indonesia karena menjadi dasar filsafat negara, dasar negara, ideologi nasional, pandangan hidup, dan kepribadian bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila yang sesuai dengan budaya dan keagamaan bangsa Indonesia telah menjadi bagian integral dari identitas masyarakat Indonesia sejak lama.
Namun, implementasi Pancasila dalam tataran sikap dan perilaku saat ini menghadapi tantangan akibat derasnya arus globalisasi. Globalisasi membawa pengaruh dari berbagai budaya dan sistem nilai, yang dapat mengaburkan pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang efektif untuk meningkatkan internalisasi Pancasila sebagai Identitas Nasional Indonesia.
Beberapa strategi yang dapat dijalankan untuk mencegah dan mengatasi tantangan dari derasnya arus globalisasi yakni sebagai berikut:
1. Meningkatkan kolaborasi antarlembaga: Mengadakan kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, agama, budaya, dan masyarakat sipil untuk menyelenggarakan kegiatan bersama yang mempromosikan Pancasila. Misalnya, menyelenggarakan seminar, lokakarya, atau acara keagamaan yang mengangkat nilai-nilai Pancasila.
2. Melibatkan masyarakat secara aktif: Mengorganisir kegiatan gotong royong atau program sosial yang melibatkan masyarakat secara langsung. Misalnya, membersihkan lingkungan, membangun infrastruktur, atau memberikan bantuan kepada komunitas yang membutuhkan. Selama kegiatan tersebut, nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong, tolong-menolong, dan persatuan dapat diwujudkan.
3. Meningkatkan pendidikan dan pembelajaran: Menyelenggarakan program pembelajaran yang melibatkan siswa dalam diskusi, proyek, dan kegiatan praktik yang mendorong pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Pancasila. Misalnya, mengadakan seminar, lokakarya, atau kuliah tamu dengan ahli atau tokoh yang berkompeten dalam Pancasila.
4. Melaksanakan kampanye dan sosialisasi: Mengadakan kampanye di media massa dan sosial, serta melibatkan selebriti atau tokoh masyarakat untuk menyebarkan pesan pentingnya Pancasila. Misalnya, melalui iklan televisi, media sosial, atau acara penghargaan yang menyoroti individu atau kelompok yang menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan mereka.
5. Mengembangkan materi dan konten yang menarik: Menciptakan buku, video pendek, atau materi edukatif lainnya yang menarik bagi generasi muda dan masyarakat umum. Konten tersebut dapat menggambarkan nilai-nilai Pancasila dalam situasi kehidupan nyata, misalnya melalui kisah-kisah inspiratif atau studi kasus yang relevan.
6. Menjadi teladan dan pemimpin yang berkarakter: Pemimpin di berbagai bidang, termasuk politik, bisnis, pendidikan, dan masyarakat, dapat menjadi teladan dengan mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam tindakan dan keputusan mereka. Misalnya, dengan mengedepankan integritas, kejujuran, dan keadilan dalam kepemimpinan mereka.
7. Melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala: Pemerintah dan lembaga terkait dapat melakukan evaluasi terhadap implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, melalui survei atau penelitian untuk mengukur pemahaman masyarakat terhadap Pancasila dan dampaknya dalam praktik sosial dan politik.
Dengan menerapkan strategi ini, diharapkan pemahaman, kesadaran, dan penerapan nilai-nilai Pancasila dapat ditingkatkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, sehingga Pancasila tetap menjadi identitas nasional yang fundamental dan mampu memperkuat keberagaman dan persatuan bangsa Indonesia.
Referensi:
Lasiyo, Reno Wikandaru, Hastangka. (2021). MKDU4111 – Pendidikan Kewarganegaraan (Edisi 3). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.