1. INSTRUKSI TUGAS:2. JAWABAN NO.11. Analisis Internal2. Analisis Eksternal3. Strategi yang Bisa Dilakukan3. JAWABAN NO.21.
Memahami Perubahan Lingkungan yang Cepat dan Kompleks2. Berpikir, Bertindak, dan Belajar Secara Strategis3. Mengubah Pandangan Internal Menjadi Strategi Efektif4. Mengembangkan Langkah Kerja yang Rasional untuk Implementasi Strategi5. Membangun Koalisi yang Luas dan Kuat4. JAWABAN NO.31. Visi dan Strategi Tidak Dapat Dijabarkan2. Strategi Tak Berhubungan dengan Tujuan Departemen, Tim, dan Individu3. Strategi Tidak Berhubungan dengan Alokasi Sumber Daya4. Umpan Balik yang Terlalu Taktis dan Tidak Strategis5.
Daftar Pustaka
Nama Mahasiswa: Iwan Kurniawan
NPM : 048879821
Mata Kuliah : Teori Organisasi ADPU4341 (Tugas 2)
Jurusan : Administrasi Bisnis
INSTRUKSI TUGAS:
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang luar biasa bagi negara-negara di dunia, termasuk di Indonesia. Berdasarkan situasi tersebut…
- Uraikanlah bagaimana organisasi dapat merancang dan menerapkan strategi menghadapi Pandemi Covid-19 dari segi analisis SWOT!
- Uraikanlah lima strategi efektif menurut Bryson (2004) agar organisasi dapat berkembang di masa Pandemi.
- Uraikanlah faktor penghambat yang berkontribusi pada kegagalan strategi yang dipilih organisasi dalam menghadapi Pandemi Covid-19
Kriteria penilaian tugas ini :
- Mengerjakan tugas dengan berdasar pada konsep/teori/gambar/bagan pemikiran dari para ahli yang bersumber dari Modul BMP ADPU4341 Teori Organisasi dan jika menggunakan sumber referensi lainnya hanya buku dan jurnal yang diperkenankan.
- Mencantumkan daftar pustaka
- Jawaban yang terindikasi plagiasi tidak akan diberikan penilaian
Selamat mengerjakan tugas, perhatikan batas waktu pengiriman tugas, pastikan bahwa tugas Saudara sudah ter submitted. Good luck!
JAWABAN NO.1
Indonesia termasuk negara yang telah berjuang keras dalam melawan pandemi Covid-19 (Coronavirus Disease). Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meminimalkan penyebaran virus ini, di antaranya seperti dengan melalui kebijakan PSBB dan PPKM. Hal ini tentunya memberikan dampak signifikan bagi semua organisasi atau perusahaan, baik yang berjalan pada sektor sosial, pendidikan, maupun ekonomi (Castellana et al., 2021). Pandemi COVID-19 mengharuskan organisasi untuk bergerak cepat, responsif, dan inovatif. Strategi yang dirancang harus mencakup keseimbangan antara keberlanjutan bisnis, kesejahteraan karyawan, dan kontribusi sosial. Adaptasi teknologi, fleksibilitas, dan kolaborasi menjadi kunci utama keberhasilan. Agar organisasi dapat bertahan, mereka harus merancang strategi dalam menghadapi Pandemi Covid-19 ini. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan yaitu dengan melakukan analisis SWOT.
Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan Threat) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunities), tetapi secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threat) suatu organisasi atau bisnis (Sukatmadiredja & Rosita, 2019). Kelebihan analisis SWOT dalam penentuan strategi pemasaran yaitu dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi perusahaan dalam strategi pemasaran karena analisis tersebut dapat memberikan fakta dan kondisi yang terjadi pada suatu perusahaan dan perusahaan kompetitor (Siagian, 2014).
Salah satu merek yang berhasil bertahan selama masa pandemi karena menerapkan SWOT analisis secara efektif yakni Coffeeshop Boy’s. Coffeeshop Boy's adalah salah satu kafe yang berhasil bertahan di tengah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama pandemi. Keberhasilan ini didukung oleh kekuatan para investor dan kualitas kopi yang unggul. Saya akan coba uraikan SWOT yang mereka lakukan terhadap organisasi atau bisnis selama pandemi COVID-19.
Analisis Internal
Kekuatan (Strengths):
- Coffeeshop Boy’s memiliki legalitas usaha yang kuat, memberikan kepercayaan kepada konsumen dan mitra bisnis.
- Harga produk yang terjangkau, memungkinkan jangkauan ke segmen pasar yang lebih luas.
- Bahan baku berkualitas tinggi, seperti Robusta dan Arabica, menjadi ciri khas yang menarik pelanggan setia.
- Fasilitas pendukung seperti WiFi gratis, mushola, dan desain interior yang menarik memberikan pengalaman yang nyaman bagi pelanggan.
- Kemasan produk yang praktis mempermudah layanan take-away atau delivery selama pandemi.
- Inovasi produk terus dikembangkan untuk memenuhi preferensi konsumen yang dinamis.
Kelemahan (Weaknesses):
- sistem manajemen yang belum rapi, menyebabkan efisiensi operasional kurang optimal.
- Kurangnya sarana promosi, membuat kafe sulit menjangkau audiens yang lebih luas.
- Branding yang lemah, sehingga Coffeeshop Boy’s kurang dikenal di pasar.
- Area parkir terbatas, menjadi kendala bagi pelanggan yang datang dengan kendaraan pribadi.
- Penerapan protokol kesehatan yang belum maksimal, menimbulkan kekhawatiran bagi pelanggan yang sensitif terhadap aspek ini.
Analisis Eksternal
Peluang (Opportunities):
- Minat masyarakat terhadap kopi terus meningkat, menciptakan potensi besar untuk pengembangan bisnis.
- Dukungan dari investor yang kuat memberikan stabilitas finansial untuk menghadapi tantangan pandemi.
- Komitmen supplier yang andal menjamin kualitas produk dan keberlanjutan rantai pasokan.
- Review konsumen yang positif dapat digunakan untuk membangun citra merek dan menarik pelanggan baru melalui media sosial.
- Kolaborasi dengan platform food delivery seperti GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood memperluas akses pelanggan.
Ancaman (Threats):
- Banyaknya pesaing di sekitar lokasi usaha, menciptakan tekanan kompetitif yang tinggi.
- Fluktuasi harga bahan baku akibat pandemi, memengaruhi biaya operasional dan margin keuntungan.
- Kebijakan PSBB dan PPKM membatasi operasional kafe, terutama jam buka dan kapasitas pengunjung.
- Produk substitusi dari merek besar terus bermunculan, menawarkan harga kompetitif dan kemudahan akses.
- Perubahan perilaku konsumen yang lebih memilih layanan online atau mengurangi aktivitas di tempat publik.
Strategi yang Bisa Dilakukan
Dari analisis SWOT yang telah dianalisis, kita dapat merancang strategi atau solusi untuk mengatasi kondisi tersebut berdasarkan hasil analisis organisasi tersebut. Ada beberapa strategi yang dapat diterapkan. Kita bisa menawarkan menu baru, seperti varian rasa yang unik atau kemasan yang lebih menarik. Contohnya, menambahkan varian musiman, seperti kopi rasa pumpkin spice pada bulan Oktober. Selain itu, cobalah memberikan promo untuk pelanggan baru atau diskon bagi pelanggan yang berulang tahun. Ide lain adalah menawarkan paket "ngopi hemat" pada jam tertentu. Misalnya, untuk mahasiswa, diskon dapat diberikan pada sore hari setelah jam kuliah. Jika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membatasi operasional malam, kita bisa membuka lebih awal atau menyesuaikan jam operasional sesuai target pasar. Mengadakan acara seperti lomba barista atau workshop tentang cara menyeduh kopi juga bisa menarik perhatian pelanggan baru. Hal ini juga membantu meningkatkan kesadaran merek.
Media sosial juga bisa menjadi senjata utama. Posting ulasan pelanggan atau membuat tagar menarik dapat meningkatkan interaksi. Bermitra dengan layanan pengiriman seperti GoFood atau GrabFood juga bisa memperluas jangkauan pelanggan. Langkah selanjutnya adalah langsung menerapkan strategi ini. Misalnya, kita bisa mulai dari inovasi menu atau memperbanyak promo digital. Setelah itu, pantau hasilnya: Apakah ada peningkatan penjualan atau respons positif dari pelanggan? Jika ada yang kurang efektif, kita bisa segera menyesuaikan strategi. Dengan cara ini, organisasi tidak hanya bisa bertahan di tengah pandemi, tetapi juga tetap kompetitif di pasar.
Evaluasi Strategi Coffeeshop Boy’s Selama Pandemi COVID-19 ini meliputi:
- Konsistensi:
Strategi seperti inovasi menu, promosi digital, dan kolaborasi dengan platform food delivery selaras dengan tujuan utama bisnis untuk bertahan dan memperluas akses pelanggan selama pandemi. Semua langkah mendukung keberlanjutan tanpa bertentangan dengan kebijakan organisasi.
- Kesesuaian:
Respons adaptif terhadap kebijakan PSBB/PPKM, seperti memperkuat layanan take-away dan delivery, menunjukkan kesesuaian strategi dengan kondisi pasar dan lingkungan bisnis. Langkah ini relevan dengan tren konsumsi kopi yang terus meningkat.
- Keuntungan:
Inovasi seperti menu musiman dan promosi "ngopi hemat" menciptakan nilai tambah yang meningkatkan daya tarik Coffeeshop Boy’s di pasar kompetitif. Kegiatan kreatif seperti workshop dan lomba barista mendukung keunggulan kompetitif sekaligus memperkuat citra merek.
- Kelayakan:
Strategi berbasis digital dan kolaborasi dengan platform pengantaran makanan terbukti layak dengan sumber daya yang ada. Namun, untuk kegiatan seperti lomba atau workshop, evaluasi lebih lanjut dibutuhkan untuk memastikan pelaksanaannya tidak melemahkan operasional atau menciptakan kendala baru.
JAWABAN NO.2
Pandemi telah mengubah lanskap bisnis dan organisasi secara drastis. Lingkungan yang berubah dengan cepat, mendadak, dan saling terkait menuntut organisasi untuk beradaptasi agar tetap bertahan dan berkembang. Mengacu pada Bryson (2004), terdapat lima strategi efektif yang dapat diterapkan oleh organisasi untuk menghadapi tantangan ini.
Memahami Perubahan Lingkungan yang Cepat dan Kompleks
Pertama, organisasi perlu memahami dinamika perubahan lingkungan yang terjadi. Perubahan yang cepat dan efek domino antar elemen lingkungan menuntut kita untuk selalu waspada dan responsif terhadap perkembangan terbaru. Dengan memahami konteks ini, organisasi dapat mengidentifikasi peluang dan ancaman yang muncul selama pandemi. Misalnya sebuah perusahaan ritel tradisional yang ada di tanah abang menyadari semenjak pandemi ada penurunan drastis dalam kunjungan pelanggan ke toko fisik akibat pembatasan sosial. Dengan memahami perubahan perilaku konsumen, perusahaan atau organisasi tersebut mulai beralih ke platform e-commerce dan memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produk mereka, misalnya seperti melalui live streaming sehingga tetap dapat menjangkau pelanggan secara online dan tidak menurunkan penjualan.
Berpikir, Bertindak, dan Belajar Secara Strategis
Kedua, kita perlu berpikir, bertindak, dan belajar dengan lebih strategis dibanding sebelumnya. Ini berarti organisasi harus mengembangkan kemampuan untuk merencanakan secara jangka panjang sambil tetap fleksibel terhadap perubahan. Menurut Bryson (2004), pendekatan strategis ini akan membantu organisasi dalam mengambil keputusan yang tepat di tengah ketidakpastian. Contohnya UT yang mana merupakan institusi pendidikan telah lama mengadopsi pembelajaran daring dan menginvestasikan sumber daya dalam teknologi pendidikan. UT tidak hanya menyediakan pembelajaran online tetapi juga mengembangkan kurikulum yang dirancang khusus untuk pembelajaran jarak jauh, hal ini memastikan kualitas pendidikan tetap terjaga meskipun metode penyampaian berubah.
Mengubah Pandangan Internal Menjadi Strategi Efektif
Ketiga, mengubah pandangan internal menjadi strategi yang efektif sangat penting. Organisasi harus mampu menerjemahkan visi dan misi internalnya ke dalam strategi yang relevan dengan kondisi eksternal yang berubah. Dengan demikian, organisasi dapat menyesuaikan diri dan tetap relevan di tengah perubahan lingkungan. Contoh: Sebuah perusahaan manufaktur dengan misi untuk "meningkatkan kualitas hidup masyarakat" mengalihkan sebagian lini produksinya untuk membuat alat pelindung diri (APD) dan ventilator. Strategi ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar tetapi juga sejalan dengan nilai-nilai perusahaan.
Mengembangkan Langkah Kerja yang Rasional untuk Implementasi Strategi
Keempat, kita perlu mengembangkan langkah-langkah kerja yang rasional untuk mengadopsi dan mengimplementasikan strategi. Ini melibatkan perencanaan yang matang dan eksekusi yang terstruktur. Bryson (2004) menekankan pentingnya pendekatan yang sistematis dalam mengimplementasikan strategi agar tujuan organisasi dapat tercapai. Misalnya: Bank BCA merancang protokol kerja baru untuk karyawan yang bekerja dari rumah saat pandemi. Mereka menyediakan pelatihan online tentang keamanan siber dan manajemen waktu, serta menetapkan indikator kinerja yang jelas. Langkah-langkah ini memastikan bahwa operasional bank tetap efisien dan aman meskipun karyawan bekerja secara remote.
Membangun Koalisi yang Luas dan Kuat
Terakhir, membangun koalisi secara luas dan kuat adalah kunci untuk melaksanakan strategi dan melindunginya dari tekanan selama masa implementasi. Dengan menjalin kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, organisasi dapat memperoleh dukungan yang diperlukan untuk sukses. Menurut saya, koalisi ini juga membantu dalam berbagi sumber daya dan informasi yang vital di masa krisis. Misalnya organisasi kesehatan masyarakat tertentu yang bekerja sama dengan pemerintah, perusahaan farmasi, dan komunitas lokal untuk mengadakan program vaksinasi massal. Kerja sama ini memungkinkan distribusi vaksin yang lebih cepat dan efisien, serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap program tersebut.
Menurut saya, lima strategi yang diuraikan di atas menawarkan kerangka kerja bagi organisasi untuk berkembang di masa pandemi. Kunci agar organisasi berkembang di masa pandemi yakni dengan memahami lingkungan yang berubah, berpikir dan bertindak secara strategis, mengubah pandangan internal menjadi strategi efektif, mengembangkan langkah kerja yang rasional, dan membangun koalisi yang kuat. Dengan begitu, organisasi dapat mengatasi tantangan yang datang karena pandemi.
JAWABAN NO.3
Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak signifikan terhadap operasional organisasi di berbagai sektor. Menurut saya, banyak organisasi mengalami kegagalan dalam mengimplementasikan strategi yang efektif untuk menghadapi situasi ini. Berikut akan saya uraikan faktor-faktor penghambat yang berkontribusi pada kegagalan strategi tersebut dengan merujuk pada pandangan Kaplan dan Norton.
Visi dan Strategi Tidak Dapat Dijabarkan
Salah satu faktor utama adalah kesulitan organisasi dalam menerjemahkan visi dan misi menjadi pedoman yang jelas bagi seluruh anggota. Ketika visi dan misi tidak dijabarkan dengan baik, setiap bagian organisasi cenderung menafsirkan sesuai pandangan masing-masing, menyebabkan fragmentasi dan kurangnya optimalisasi kerja. Kaplan dan Norton menyarankan perlunya konsensus dan tim kerja di antara manajer puncak untuk merumuskan visi ke dalam strategi yang dapat dikomunikasikan secara efektif.
Strategi Tak Berhubungan dengan Tujuan Departemen, Tim, dan Individu
Faktor berikutnya adalah ketidaksesuaian antara strategi yang dirumuskan dengan tujuan departemen, tim, dan individu. Seringkali, departemen masih menggunakan manajemen tradisional yang berfokus pada anggaran, sementara tim dan individu hanya mengejar sasaran taktis jangka pendek. Hal ini terjadi karena manajer sumber daya manusia gagal mengaitkan tujuan individu dan kelompok dengan tujuan keseluruhan organisasi.
Strategi Tidak Berhubungan dengan Alokasi Sumber Daya
Selain itu, kegagalan strategi juga dipengaruhi oleh kurangnya hubungan antara program kegiatan dan alokasi sumber daya dengan prioritas strategis jangka panjang. Organisasi yang memisahkan proses perencanaan strategis jangka panjang dengan rencana anggaran tahunan seringkali menghasilkan kebijakan penganggaran yang tidak mendukung prioritas strategis. Akibatnya, tindakan penting tidak berdampak pada pencapaian strategi organisasi.
Umpan Balik yang Terlalu Taktis dan Tidak Strategis
Terakhir, kurangnya umpan balik strategis menjadi penghambat dalam implementasi strategi. Organisasi biasanya hanya menerima umpan balik dari pengukuran keuangan bulanan atau triwulanan, tanpa evaluasi terhadap kemajuan strategi yang telah ditetapkan. Tanpa umpan balik yang strategis, organisasi tidak dapat mengukur kinerja strategi dan melakukan penyesuaian yang diperlukan (Kaplan & Norton, 2000).
Berdasarkan pemaparan di atas saya berpendapat bahwa kegagalan strategi organisasi dalam menghadapi Pandemi Covid-19 paling besar disebabkan oleh strategi yang tidak terkait dengan alokasi sumber daya. Ingat! Organisasi perlu memastikan visi dan strategi yang dijabarkan jelas beserta dengan alokasi sumber daya yang mendukung prioritas strategis. Hal inilah yang membuat apakah organisasi akan berkembang atau tidak. Sekian pembahasan dari saya, apabila ada tambahan atau perbaikan, dengan senang hati akan saya perbaiki dan luruskan. Terima kasih.
Daftar Pustaka
- Adrinoviarini, S., Widyaningtyas, S., Nanda, R. F., & Hariyadi, S. (2022). Strategi pemasaran Coffeeshop Boy’s selama pandemi Covid-19 dengan menggunakan analisis SWOT. Jurnal Social Economic of Agriculture, 11(1), 12–19. https://doi.org/10.26418/j.sea.v11i1.56472
- Bryson, J. M. (2004). Strategic Planning for Public and Nonprofit Organizations: A Guide to Strengthening and Sustaining Organizational Achievement. San Francisco: Jossey-Bass.
- Castellana, F., De Nucci, S., De Pergola, G., Di Chito, M., Lisco, G., Triggiani, V., Sardone, R., & Zupo, R. (2021). Trends in coffee and tea consumption during the covid-19 pandemic. Foods, 10(10), 1– 10. https://doi.org/10.3390/foods10102458
- Kaplan, R. S., & Norton, D. P. (2000). The Strategy-Focused Organization: How Balanced Scorecard Companies Thrive in the New Business Environment. Harvard Business School Press.
- Purwanto, A. J. (2014). ADPU4341 – Teori organisasi (Edisi ke-2). Universitas Terbuka.
- Siagian, Sodang P. 2014. Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukatmadiredja, N. R., & Rosita, W. M. (2019). Strategi Pemasaran Melalui Analisis Swot Pada Perusahaan Kopi Lokal. Ecopreneur.12, 2(2), 12. https://doi.org/10.51804/econ12.v2i2.497
Kata Kunci: strategi organisasi, analisis SWOT, pandemi Covid-19, manajemen krisis, pengembangan bisnis